Perhatian kami tiba-tiba tertuju pada konvoi kapal patroli yang
sedang melintas, tidak jauh dari boat tempat kami yang sedang lego
jangkar. Sebelumnya saya tidak tahu, program apa yang sedang dijalani
oleh kapal-kapal patroli ini. Tidak besar tapi tampak gagah dan lincah.
Perhatian kami terfokus pada sebuah kapal yang paling keren, KRI
Alamang..! Sebuah KCR, yang diproduksi PT Palindo Marines and Shipyard
di Batam.
Setelah pulang ke rumah, saya segera mencari informasi yang berkaitan
dengan kehadiran kapal-kapal milik TNI tersebut. Ternyata, kedatangan
mereka adalah untuk mengikuti program tahunan yang bertajuk Patkor
Malindo 2014. Ada kekaguman dan kebanggaan yang begitu dalam tatkala
menyaksikan karya anak bangsa melenggang di negeri orang. Tidak sedikit
dari sekian banyak prajurit dan perwira Angkatan Laut dari kedua negara
yang rela bersusah payah untuk mengabadikan sosok seksi yang sengaja
didatangkan dari pangkalannya di Lantamal 1 Belawan, Medan.
Patkor Malindo, yang telah diakui dunia sebagai sebuah wadah
koordinasi pengawalan dan pengamanan selat Melaka paling sukses, kini
akan lebih fokus pada pengaman selat Melaka dari aktivitas penyelundupan
manusia dan pendatang haram. Apalagi dalam seminggu ini, telah dua kali
berturut-turut terjadi kecelakaan kapal yang merenggut korban dari
Indonesia. Untuk itu, kedua institusi terkait telah sepakat untuk
mencari pangkal permasalahannya.
Dikabarkan dari Singapore, bahwa kedua kapal tersebut telah dan
sedang mengantongi surat izin berlayar dari Aceh-Singapore-Aceh.
Pertanyaannya, mengapa kapal itu tiba-tiba ada di Port Klang, dan bukan
hanya mengangkut barang, tetapi juga banyak mengangkut orang. Inilah
misteri klasik yang akan menjadi materi utama Patroli Koordinasi tahun
ini.
Nun di tengah laut selat Melaka, aktivitas kapal-kapal patroli,
nelayan dan fery, nampak begitu sibuk. Sejauh ini, modus penyelundupan
manusia dan pendatang ilegal dari dan ke Melaka, memang terbilang jarang
atau mungkin hampir tidak pernah terjadi. Setidaknya itulah info yang
dirilis oleh TLDM pada publik sejauh ini. Mungkin karena letak pelabuhan
Melaka yang diapit oleh berbagai fasilitas ketentaraan, sehingga para
pelaku kejahatan menjadi kurang bernyali untuk beraksi di kota pelabuhan
ini. Lain halnya dengan Port Klang, yang banyak dikelilingi oleh
pulau-pulau kecil dan kampung nelayan, serta disinggahi kapal-kapal
barang bertonase besar, sehingga dianggap lebih aman untuk bermain petak
umpet dengan pihak keamanan.
Langit begitu cerah, matahari di atas kepala seakan enggan untuk
berhenti menyemburkan panasnya yang melelehkan peluh-peluh di tubuh.
Angin laut yang kadang terasa lebih kencang, sesekali seperti ingin
mencabut ujung air laut, mencabut dan membantingnya, sehingga
kapal-kapal kecil yang kerap lalu-lalang, menjadi ikut bergoyang..! Tapi
konvoi kapal-kapal TNI AL ini, seakan tidak terpengaruh dengan debur
ombak yang sesekali datang menampar.
Sungguh indah..! Kami membayangkan bagaimana saudara-saudara kita
saat membangun KCR 40 di Batam. Mereka telah bekerja tanpa mengenal
lelah, untuk sebuah atau beberapa masterpiece seni alutsista persembahan
TNI AL. Inilah akumulasi dari sebuah pembelajaran yang gigih, bekerja
tangguh dan berpikir positif. Hehehe..! Anda masih meragukannya..? Mari
kita belajar lagi..! Selamat berakhir pekan bung..!
Patkor Malindo 124/14 Resmi Ditutup
KRI Siribua & KRI Alamang [Foto : Malaysia flying herald]
Pen Lantamal I Patroli Terkoordinasi (Patkor) antara Angkatan Laut Malaysia-Indonesia (Patkor Malindo) 124/14 yang dilaksanakan diperairan perbatasan Selat Malaka resmi ditutup. Penutupan patroli terkoordinasi dengan melibatkan 4 unsur kapal perang kedua negara itu ditutup di Mako Lantamal I Belawan, Selasa (17/6).
Danlantamal I Belawan, Laksamana Pertama TNI Pulung Prambudi melalui Kepala Dinas Penerangan (Kadispen), Kapten Laut (P) Umar dalam keterangan persnya mengatakan, patroli terkoordinasi tersebut secara resmi ditutup oleh Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Patkor Malindo 124/14, Mayor Laut (P) Dwi Afandi SE, dengan dihadiri delegasi Tentara Laut Diraja Malaysia, KDR Muhamad Herman Bin Mat Isa.
“Patkor Malindo 124/14 yang sebelumnya dibuka di Langkawi, Malaysia itu melibatkan kapal perang dari TNI AL antara lain KRI Alamang-644 dan KRI Siribua-859. Sedangkan dari unsur Tentara Laut Diraja Malaysia (TDLM) melibatkan kapal KD Handalan serta KD Ganyang,” katanya.
Patroli tersebut sambungnya, selain bertujuan untuk mempererat hubungan dan meningkatkan profesionalisme Angkatan Laut antara kedua negara, juga bertujuan untuk mengamankan perairan Selat Malaka dari berbagai ancaman dan gangguan keamanan di laut antara lain, illegal fishing, illegal logging, perompakan, penyelundupan dan lain-lain.
“Diharapkan patroli ini memberikan dampak situasi yang kondusif bagi masyarakat internasional pengguna jalur laut perairan Selat Malaka dan meningkatkan citra yang baik khususnya keamanan jalur laut Internasional di mata masyarakat dunia,” ujar Kadispen Lantamal I.
Hadir dalam acara tersebut LO TNI Angkatan Laut, Mayor Laut (P) Ibni Jauhari, Komandan KRI Alamang-644, Mayor Laut (P) Bambang Budi Raharjo, Komandan KRI Siribua-859, Kapten Laut (P) Rahmad Arief dan pejabat teras Lantamal I Belawan. Sedangkan dari TDLM tampak hadir LT KDR Mohd Rukiman Bin Abdul Manaf, LT KDR Mohd Amin Bin Hj MD Abdul Wahab dan LT KDR Suhaimi Bin Jumahad.
Pen Lantamal I Patroli Terkoordinasi (Patkor) antara Angkatan Laut Malaysia-Indonesia (Patkor Malindo) 124/14 yang dilaksanakan diperairan perbatasan Selat Malaka resmi ditutup. Penutupan patroli terkoordinasi dengan melibatkan 4 unsur kapal perang kedua negara itu ditutup di Mako Lantamal I Belawan, Selasa (17/6).
Danlantamal I Belawan, Laksamana Pertama TNI Pulung Prambudi melalui Kepala Dinas Penerangan (Kadispen), Kapten Laut (P) Umar dalam keterangan persnya mengatakan, patroli terkoordinasi tersebut secara resmi ditutup oleh Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Patkor Malindo 124/14, Mayor Laut (P) Dwi Afandi SE, dengan dihadiri delegasi Tentara Laut Diraja Malaysia, KDR Muhamad Herman Bin Mat Isa.
“Patkor Malindo 124/14 yang sebelumnya dibuka di Langkawi, Malaysia itu melibatkan kapal perang dari TNI AL antara lain KRI Alamang-644 dan KRI Siribua-859. Sedangkan dari unsur Tentara Laut Diraja Malaysia (TDLM) melibatkan kapal KD Handalan serta KD Ganyang,” katanya.
Patroli tersebut sambungnya, selain bertujuan untuk mempererat hubungan dan meningkatkan profesionalisme Angkatan Laut antara kedua negara, juga bertujuan untuk mengamankan perairan Selat Malaka dari berbagai ancaman dan gangguan keamanan di laut antara lain, illegal fishing, illegal logging, perompakan, penyelundupan dan lain-lain.
“Diharapkan patroli ini memberikan dampak situasi yang kondusif bagi masyarakat internasional pengguna jalur laut perairan Selat Malaka dan meningkatkan citra yang baik khususnya keamanan jalur laut Internasional di mata masyarakat dunia,” ujar Kadispen Lantamal I.
Hadir dalam acara tersebut LO TNI Angkatan Laut, Mayor Laut (P) Ibni Jauhari, Komandan KRI Alamang-644, Mayor Laut (P) Bambang Budi Raharjo, Komandan KRI Siribua-859, Kapten Laut (P) Rahmad Arief dan pejabat teras Lantamal I Belawan. Sedangkan dari TDLM tampak hadir LT KDR Mohd Rukiman Bin Abdul Manaf, LT KDR Mohd Amin Bin Hj MD Abdul Wahab dan LT KDR Suhaimi Bin Jumahad.
semua foto dari Malaysia Flying Herald |
0 komentar:
Posting Komentar