Amunisi meriam Caesar 155 mm (all photos : Detik)
Roanne - Sambil
menyelam minum air. Itulah yang dilakukan Kementerian Pertahanan
(Kemhan) dalam pengadaan modernisasi alutsista Indonesia. Membeli
senjata, tidak hanya sekadar membeli, tapi juga menyerap teknologi.
Sebagai contoh, dalam pembelian meriam Caesar 155 yang memiliki daya
tembak 39 KM, Indonesia juga memiliki kerjasama dengan Nexter untuk
memproduksi amunisinya bersama PT Pindad.
Bagaimana rupa amunisi berkaliber 155 mm itu? detikcom berkesempatan melihat dan mencoba mengangkat amunisi berwarna hijau di bagian batangnya dan hitam di pucuknya itu. Wow! Sangat berat, berbobot 47 kg. Untuk membopongnya harus menggunakan dua tangan.
Amunisi berbentuk runcing ini terbagi menjadi dua. Bagian pertama adalah bagian tabung yang berisi mesiu. Bagian kedua adalah sumbu (fuse) yang terletak di bagian ujung yang runcing. Di bagian sumbu ini terdapat timer - berisi angka-angka -, untuk menetapkan kapan amunisi itu meledak setelah didorong oleh meriam.
Beberapa contoh amunisi meriam Caesar 155 ini dihadirkan saat penyerahan 4 Caesar 155 di ruang workshop pabrik Nexter di Roanne, Prancis, Rabu (25/6/2014). Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin juga sempat berdiri lama melihat amunisi dan berbincang serius dengan pihak Nexter.
Bagaimana rupa amunisi berkaliber 155 mm itu? detikcom berkesempatan melihat dan mencoba mengangkat amunisi berwarna hijau di bagian batangnya dan hitam di pucuknya itu. Wow! Sangat berat, berbobot 47 kg. Untuk membopongnya harus menggunakan dua tangan.
Amunisi berbentuk runcing ini terbagi menjadi dua. Bagian pertama adalah bagian tabung yang berisi mesiu. Bagian kedua adalah sumbu (fuse) yang terletak di bagian ujung yang runcing. Di bagian sumbu ini terdapat timer - berisi angka-angka -, untuk menetapkan kapan amunisi itu meledak setelah didorong oleh meriam.
Beberapa contoh amunisi meriam Caesar 155 ini dihadirkan saat penyerahan 4 Caesar 155 di ruang workshop pabrik Nexter di Roanne, Prancis, Rabu (25/6/2014). Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin juga sempat berdiri lama melihat amunisi dan berbincang serius dengan pihak Nexter.
Sjafrie telah mengingatkan Nexter agar segera dibahas mengenai koordinasi dalam pembuatan amunisi itu bersama PT Pindad, sebagai bagian dari kesepakatan yang telah ditandatangani. Saat diingatkan hal ini, M Mike Duckworth, Executive Vice President International Affairs Nexter, menyatakan sangat memahami hal ini dan siap melaksanakannya.
"Tentunya ke depan kita akan kerjasama, Pindad akan berperan dalam membuat amunisi. Inilah target kemandirian industri pertahanan kita. Kita beli senjata, beli amunisi, kita pelajari juga bagaimana membuat amunisi. Mudah-mudahan 5 tahun ke depan Pindad sudah bisa membuat amunisi kaliber besar untuk meriam 155 mm dan bagaimana membuat amunisi besar untuk artileri lain," kata Sjafrie.
Sebelum meninggalkan pabrik Nexter, Sjafrie juga sempat berbincang serius dengan Duckworth dan mengundang Dirut PT Pindad Sudirman Said dan Danpusenarmed Brigjen TNI Sonhadji. Dalam perbincangan itu, lagi-lagi Sjafrie mengingatkan Nexter agar segera berkoordinasi dengan Pindad dalam kerjasama membuat amunisi. Sudirman Said sebagai dirut Pindad dan Duckworth menegaskan siap untuk berkoordinasi.
Seperti diketahui, Indonesia membeli 37 unit Caesar 155 dengan biaya US$ 141 juta. Harga ini sudah termasuk dengan 2.000 amunisinya. Caesar 155 merupakan meriam berdaya tembak 39 KM yang terangkut truk, sehingga bisa lebih cepat bergerak.
(Detik)
0 komentar:
Posting Komentar