Ketika kekaisaran Uni Sovet runtuh pada tahun 1991, banyak program
pengembangan senjata yang terhenti, padahal kala itu perhatian Sukhoi
terfokus pada pengembangan pesawat tempur demonstrator teknologi
Su-37/47 Berkut (Golden Eagle).
Empat prototipe Su-37/47 Berkut akhirnya selesai dibangun meskipun tidak diadopsi oleh Angkatan Udara Rusia, menjadikan Berkut hanya menjadi penghias dalam sejarah dirgantara. Namun bukannya tidak ada hasil karena pesawat ini memang sebagai demonstrator teknologi (purwarupa peraga teknologi). Data yang dikumpulkan dari berbagai uji terbang Berkut telah digunakan dalam pengembangan Su-35 (Su-27 modern) dan pesawat generasi kelima Rusia PAK FA T-50.
Penggunaan sayap forward-swept (menyapu ke depan) menjadikannya mampu bermanuver dengan sangat baik pada kecepatan subsonik, memudahkan dalam lepas landas dan mendarat, mereduksi pencarian radar dan memiliki kontrol yang baik saat serangan sudut tinggi. Kerugian besar dari konfigurasi sayap yang condong ke depan adalah dapat menghasilkan stress load pada setiap sayap, memaksa pesawat berputar atau membungkuk dengan cara yang tidak wajar, yang akhirnya dapat menyebabkan bencana dalam situasi yang tidak tepat. Namun dalam desain Su-47 Berkut, sayap sengaja dibuat twisting/bending composite untuk mengurangi stress tersebut.
Saat Perang Dunia II, insinyur Jerman berhasil meluncurkan Ju 287, pesawat bomber multi-mesin. Pesawat ini didukung oleh 4 mesin turbojet Junkers Jumo 004 dengan dua mesin di pasang di bawah setiap sayap. Sayapnya sendiri high-mounted dan membengkok ke depan di sepanjang sisi badan pesawat. Satu prototipe diselesaikan dan kemudian diikuti dua pesawat lainnya yang tidak pernah selesai hingga akhir perang. Desain pesawat ini akhirnya diketahui pasukan Soviet saat minggu-minggu terakhir perang dan kemudian dipelajari oleh insinyur Soviet. Konsep sayap yang maju ke depan ini juga menjadi penelitian Amerika Serikat saat Perang Dingin, yang akhirnya terwujud pada pesawat demonstrator teknologi Grumman X-29. Pesawat ini pertama kali terbang pada 14 Desember 1984 dengan sebagian desain memanfaatkan badan pesawat Northrop F-5A "Freedom Fighter". Sama seperti Berkut, program X-29 yang sudah rampung juga tidak tidak pernah diadopsi militer AS.
Program Berkut sendiri lahir bersamaan dengan memudarnya kekaisaran Uni Soviet, yaitu pada tahun 1983. Angkatan Udara Soviet memulai pembangunannya bersama dengan Sukhoi. Pesawat ini awalnya lahir sebagai S-32 sebelum akhirnya "lulus" menjadi S-37 dan akhirnya Su-47. Program ini pertama kali bocor pada tahun 1996 dan Barat meyakini pengembangannya sebagai prototipe untuk pengembangan pesawat tempur generasi kelima Rusia -kala itu F-22 juga masih dikembangkan. Penerbangan pertama S-32 tercatat pada 25 September 1997 dan aksinya di depan publik tercatat pada Agustus 1999. Pesawat ini kemudian mampu mencapai kecepatan supersonik pada bulan Agustus 2000 dan diketahui pula bahwa S-37 itu hanyalah demonstrator teknologi yang tidak akan pernah masuk lini produksi. S-37 kemudian didesain ulang pada tahun 2002 menjadi Su-47.
Jatuhnya kekaisaran Soviet sebenarnya sangat mengancam kelanjutan pengembangan Su-32/37/47. Kementerian Pertahanan Rusia sendiri tidak memiliki dana yang cukup untuk menjaga keberlangsungan proyek. Sukhoi melanjutkan pengembangan Berkut sebagai usaha mandiri yang terbantu dengan hasil penjualan Su-27, dan berharap Berkut bisa menjadi demonstrator teknologi yang baik untuk pengembangan mesin-mesin terbang Rusia selanjutnya, khususnya Sukhoi. Program pengembangan akhirnya terus dilanjutkan meskipun terkesan merangkak. Tercatat selama uji coba, sang demonstrator ini terbang rata-rata dengan kecepatan maksimum Mach 1,6 (1960 km/jam).
Secara fisik, di luar bentuk sayapnya yang menyapu ke depan, Su-47 Berkut murni pesawat kebanyakan. Kokpit yang diambil dari Su-27 terletak di depan fuselage dan dibelakang short nose cone. Mesin dipasang di bagian belakang tersusun side-by-side, diantara twin, dan outward-canted vertical tail fins. Sementara inlet-nya (lubang udara) tetap, air scoop yang masing-masing tertanam di tepi depan sayap memberikan aliran udara tambahan untuk mesin saat kecepatan rendah. Di depan sayap utama terdapat canard kecil untuk meningkatkan kontrol dan lift. Undercarriage dan tricycle (desain roda tiga) juga dipinjam dari Su-27 demi mempercepat pengembangan.
Setiap tahap pengembangan dari Su-32/37/47 sudah dilengkapi dengan 2 mesin turbofan Aviadvigatel D-30F6 yang memiliki kemampuan afterburner (sama seperti yang dipasang pada pesawat interseptor Mikoyan MiG-31"Foxhound"). Output tercatat 18.700 pon (8.482 kg) dari daya dorong "kering" 32.000 pon (14.515 kg) yang dihasilkan dari proses afterburning (bahan bakar mentah dipompa ke pembuangan untuk menambah daya dorong/hentakan). Berkut final sejatinya menggunakan 2 mesin turbofan Lyulka AL-37FU/FP dengan thrust-vectoring.
Sejak awal, Berkut memang ditujukan sebagai demonstrator teknologi, dan tidak pernah bersenjata. Akhirnya program Su-47 selesai di 4 prototipe dan diyakini saat ini penerbangan dari keempatnya sudah dihentikan.
Pesawat ini masih banyak menggunakan desain dari Sukhoi sebelumnya yaitu
Su-27 Flanker dengan pengecualian sayap utamanya dibuat menyapu (maju)
ke depan agar lebih lincah pada kecepatan subsonik. Bagian sayapnya
menggunakan bahan komposit yang kuat namun ringan dan sistem fly-by-wire canggih plus mesin turbofan..
Empat prototipe Su-37/47 Berkut akhirnya selesai dibangun meskipun tidak diadopsi oleh Angkatan Udara Rusia, menjadikan Berkut hanya menjadi penghias dalam sejarah dirgantara. Namun bukannya tidak ada hasil karena pesawat ini memang sebagai demonstrator teknologi (purwarupa peraga teknologi). Data yang dikumpulkan dari berbagai uji terbang Berkut telah digunakan dalam pengembangan Su-35 (Su-27 modern) dan pesawat generasi kelima Rusia PAK FA T-50.
Penggunaan sayap forward-swept (menyapu ke depan) menjadikannya mampu bermanuver dengan sangat baik pada kecepatan subsonik, memudahkan dalam lepas landas dan mendarat, mereduksi pencarian radar dan memiliki kontrol yang baik saat serangan sudut tinggi. Kerugian besar dari konfigurasi sayap yang condong ke depan adalah dapat menghasilkan stress load pada setiap sayap, memaksa pesawat berputar atau membungkuk dengan cara yang tidak wajar, yang akhirnya dapat menyebabkan bencana dalam situasi yang tidak tepat. Namun dalam desain Su-47 Berkut, sayap sengaja dibuat twisting/bending composite untuk mengurangi stress tersebut.
Saat Perang Dunia II, insinyur Jerman berhasil meluncurkan Ju 287, pesawat bomber multi-mesin. Pesawat ini didukung oleh 4 mesin turbojet Junkers Jumo 004 dengan dua mesin di pasang di bawah setiap sayap. Sayapnya sendiri high-mounted dan membengkok ke depan di sepanjang sisi badan pesawat. Satu prototipe diselesaikan dan kemudian diikuti dua pesawat lainnya yang tidak pernah selesai hingga akhir perang. Desain pesawat ini akhirnya diketahui pasukan Soviet saat minggu-minggu terakhir perang dan kemudian dipelajari oleh insinyur Soviet. Konsep sayap yang maju ke depan ini juga menjadi penelitian Amerika Serikat saat Perang Dingin, yang akhirnya terwujud pada pesawat demonstrator teknologi Grumman X-29. Pesawat ini pertama kali terbang pada 14 Desember 1984 dengan sebagian desain memanfaatkan badan pesawat Northrop F-5A "Freedom Fighter". Sama seperti Berkut, program X-29 yang sudah rampung juga tidak tidak pernah diadopsi militer AS.
Program Berkut sendiri lahir bersamaan dengan memudarnya kekaisaran Uni Soviet, yaitu pada tahun 1983. Angkatan Udara Soviet memulai pembangunannya bersama dengan Sukhoi. Pesawat ini awalnya lahir sebagai S-32 sebelum akhirnya "lulus" menjadi S-37 dan akhirnya Su-47. Program ini pertama kali bocor pada tahun 1996 dan Barat meyakini pengembangannya sebagai prototipe untuk pengembangan pesawat tempur generasi kelima Rusia -kala itu F-22 juga masih dikembangkan. Penerbangan pertama S-32 tercatat pada 25 September 1997 dan aksinya di depan publik tercatat pada Agustus 1999. Pesawat ini kemudian mampu mencapai kecepatan supersonik pada bulan Agustus 2000 dan diketahui pula bahwa S-37 itu hanyalah demonstrator teknologi yang tidak akan pernah masuk lini produksi. S-37 kemudian didesain ulang pada tahun 2002 menjadi Su-47.
Jatuhnya kekaisaran Soviet sebenarnya sangat mengancam kelanjutan pengembangan Su-32/37/47. Kementerian Pertahanan Rusia sendiri tidak memiliki dana yang cukup untuk menjaga keberlangsungan proyek. Sukhoi melanjutkan pengembangan Berkut sebagai usaha mandiri yang terbantu dengan hasil penjualan Su-27, dan berharap Berkut bisa menjadi demonstrator teknologi yang baik untuk pengembangan mesin-mesin terbang Rusia selanjutnya, khususnya Sukhoi. Program pengembangan akhirnya terus dilanjutkan meskipun terkesan merangkak. Tercatat selama uji coba, sang demonstrator ini terbang rata-rata dengan kecepatan maksimum Mach 1,6 (1960 km/jam).
Secara fisik, di luar bentuk sayapnya yang menyapu ke depan, Su-47 Berkut murni pesawat kebanyakan. Kokpit yang diambil dari Su-27 terletak di depan fuselage dan dibelakang short nose cone. Mesin dipasang di bagian belakang tersusun side-by-side, diantara twin, dan outward-canted vertical tail fins. Sementara inlet-nya (lubang udara) tetap, air scoop yang masing-masing tertanam di tepi depan sayap memberikan aliran udara tambahan untuk mesin saat kecepatan rendah. Di depan sayap utama terdapat canard kecil untuk meningkatkan kontrol dan lift. Undercarriage dan tricycle (desain roda tiga) juga dipinjam dari Su-27 demi mempercepat pengembangan.
Setiap tahap pengembangan dari Su-32/37/47 sudah dilengkapi dengan 2 mesin turbofan Aviadvigatel D-30F6 yang memiliki kemampuan afterburner (sama seperti yang dipasang pada pesawat interseptor Mikoyan MiG-31"Foxhound"). Output tercatat 18.700 pon (8.482 kg) dari daya dorong "kering" 32.000 pon (14.515 kg) yang dihasilkan dari proses afterburning (bahan bakar mentah dipompa ke pembuangan untuk menambah daya dorong/hentakan). Berkut final sejatinya menggunakan 2 mesin turbofan Lyulka AL-37FU/FP dengan thrust-vectoring.
Sejak awal, Berkut memang ditujukan sebagai demonstrator teknologi, dan tidak pernah bersenjata. Akhirnya program Su-47 selesai di 4 prototipe dan diyakini saat ini penerbangan dari keempatnya sudah dihentikan.
Su-32/37/47 Berkut
| |
---|---|
Jumlah produksi
|
4
|
Kru
|
1
|
Panjang
|
22,6 m
|
Lebar
|
15,16 m
|
Tinggi
|
6,3 m
|
Berat kosong
|
16.375 kg
|
Berat maksimum take-off
|
35.000 kg
|
Mesin
|
2 x Aviadvigatel D-30F6 thrust-vectoring
|
Kecepatan maksimum
|
2.710 km/jam
|
Jangkauan maksimum
|
3.300 km
|
Service Ceiling
|
18.000 meter
|
Rate of climb
|
233 m/detik
|
Varian
|
-Su-32 (produk awal 1996)
-Su-37 (produk revisi) -Su-47 (produk final 2002) |
0 komentar:
Posting Komentar