Selasa, 06 Mei 2014

Penerbal Akan Diperkuat Helikopter AKS AS565 Panther Full Satu Skuadron ( Indonesian Navy Stalks AS565 Panther Deal )


Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut akan menerima alat utama sistem persenjataan baru berupa helikopter anti-kapal selam jenis AS565 Panther. Angkatan Laut sudah mengajukan permohonan pengadaan helikopter tersebut ke Kementerian Pertahanan.

"Kami mintanya satu skuadron (16 buah), dan di Kementerian Pertahanan saya dengar hampir kontrak. Kapan datangnya, kami belum tahu," kata Kepala Pusat Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Untung Suropati kepada Tempo, Senin, 28 April 2014.

Menurut Untung, Angkatan Laut sangat membutuhkan helikopter anti-kapal selam tersebut. Sebab, saat ini TNI AL belum punya helikopter anti-kapal selam yang mumpuni. Helikopter Panther ini dinilai punya kemampuan yang bagus untuk mendeteksi kapal selam musuh yang bersembunyi di dalam laut. Helikopter buatan Eurocopter ini juga mampu menembakkan torpedo untuk mengandaskan kapal selam musuh dari atas permukaan laut.

Sesuai rencana, helikopter Panther akan ditempatkan di atas dek kapal perang milik TNI AL. Sebab, fungsi helikopter anti-kapal selam ini merupakan perpanjangan mata dan tangan dari sebuah kapal perang. "Jadi bisa dibilang filosofi helikopter kami berbeda dengan Angkatan Udara," katanya. 

Kehandalan Helikopter AKS Penerbal

TNI Angkatan Laut  akan mendatangkan helikopter anti-kapal selam jenis AS565 Panther. Helikopter ini lebih hebat dibanding helikopter lain milik TNI.

Kelebihan pesawat ini adalah kekuatan jelajahnya yang tinggi dan daya jangkau deteksi keberadaan kapal selam musuh yang lebih luas. Helikopter ini juga memiliki stabilitas yang baik untuk mendarat di atas kapal perang.

Bagi penerbang militer, helikopter buatan Eurocopter ini sulit ditaklukkan. Pilot harus bisa mendaratkan kapal ketika kondisi kapal tak stabil akibat ayunan gelombang laut ataupun yang tengah melaju. "Jadi, pilot harus menyelaraskan gerakan kapal, makanya helikopter untuk kapal perang harus memiliki sistem pendaratan berupa roda seperti Panther, karena ada suspensi yang menahan hentakan saat mendarat," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Untung Suropati kepada Tempo, Senin, 28 April 2014.

TNI AL berencana mendatangkan satu skuadron atau 16 helikopter baru buatan Eurokopter. Saat ini Angkatan Laut sangat membutuhkan helikopter anti-kapal selam tersebut. Sebab, TNI AL belum punya helikopter anti-kapal selam yang mumpuni.

Untung berharap helikopter tebaru ini bisa mengawali pembangunan kekuatan udara milik TNI AL. Sebab, tahun 1950-1970, TNI AL punya kekuatan udara terbesar di Asia Tenggara.

Pada masa itu, TNI AL sudah memiliki pesawat anti-kapal selam Fairey AS. 4 Gannet buatan Inggris. Pesawat ini tergolong hebat sebagai pembunuh kapal selam. Lebih seram lagi, TNI AL sempat punya pesawat jet pengebom IL-28T Beagle buatan Uni Soviet. "Masih ada beberapa pesawat dan helikopter lainnya," katanya.
 

The Indonesian navy is in negotiations with PT Dirgantara Indonesia (PTDI) for the acquisition of between 11-16 Airbus Military AS565 Panther anti-submarine warfare (ASW) helicopters.

“I can confirm we are talking to the Indonesian government about the Panther, but the numbers are in limbo,” says PTDI vice president of marketing and sales Arie Wibowo.

He says the services requires a minimum of 11 aircraft, but could obtain as many as 16.

Wibowo adds that the contract could be signed by the end of 2014. Deliveries will commence 12 months after the deal is signed, and be completed within two years – although this could vary depending on the mission package to be used aboard the aircraft.

If a contract is signed, PTDI will receive green aircraft from Airbus Helicopters, and then be responsible for installing the aircraft’s various mission systems at its Bandung facility. Wibowo says the amount of local content provided by the AS565 helped it defeat the other helicopter considered - the AgustaWestland Super Lynx 300.

The AS565 can operate from both warships and land bases, according to Airbus Helicopters’ web site.

PTDI and Airbus Helicopter have a deep relationship. Since 2008 PTDI has produced airframes for the AS332 Super Puma helicopter at its Bandung factory. In the last three decades, PTDI has undertaken licensed production of the BO105 light helicopter, and Puma SA330 transport helicopter.

In November 2013, PTDI delivered Airbus Helicopter (then called Eurocopter) the first Indonesian-produced complete main fuselage for the EC225/725 helicopter.
 

2 komentar: