Minggu, 16 Februari 2014

Derita warga kampung Pulo "bergulat" dengan lumpur 1 meter

Banjir yang melanda permukiman warga di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, telah surut. Namun, warga setempat masih bergulat dengan lumpur hingga setinggi 1 meter.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, Rabu (12/2/2014) petang, lumpur yang mengendap hingga sepinggang orang dewasa mengotori semua ruang dalam rumah warga. Membersihkannya bukan perkara mudah. Hanya warga yang tinggal dekat bibir Sungai Ciliwung yang dapat langsung membersihkan rumah mereka dari endapan lumpur itu. Warga di sana dapat dengan mudah mengambil air dari sungai dan membersihkan lumpur.
Jalan menuju permukiman pun becek akibat lumpur setinggi mata kaki. Jauh ke dalam area permukiman, lumpur semakin tinggi dan menyebabkan kaki terjebak. Sebagian warga sudah dapat membersihkan lumpur, tetapi banyak warga lain yang masih berjibaku dengannya.
Ketua RT 03 RW 03 Budi mengatakan, lumpur setinggi pinggang berada di permukiman warga dekat Sungai Ciliwung. "Lumpurnya sepinggang, sudah hampir satu minggu. Ngeliatnya aja kita sudah engap. Sekarang kita hanya bisa buat akses untuk jalan dulu. Dari pukul 08.00 pagi kita bersihkan, tapi keadaan masih begini saja," kata Budi kepada Kompas.com, Rabu petang.
Selain lumpur, sampah juga menyangkut di sela-sela sudut rumah warga. Untuk membersihkannya, kata Budi, warga bahu-membahu menggunakan selang milik pemadam kebakaran untuk menyedot air Sungai Ciliwung. "Kita pakai pompa mesin. Tapi keadaan memang masih banyak lumpur, kita kecapekan," ujar Budi.
Menurut Budi, menyingkirkan lumpur dengan alat penyerok belumlah cukup. Sepatu bot yang digunakan warga juga tersangkut-sangkut di dalam lumpur. Warga di sana kekurangan alat, seperti sarung tangan karet, pel, karbol, dan alat pembersih lantai.
Selain itu, ancaman penyakit kulit juga menjadi masalah bagi warga saat bersih-bersih rumah. Sebagian warga di sana sudah terserang penyakit gatal-gatal dari lumpur berbau tidak sedap itu. "Badan bisa panas dan demam kalau kena lumpur," kata Budi.
Ketua RT 4 RW 03 Usep mengatakan, pecahan kaca atau pelat seng terserak dan dapat menyebabkan luka pada kaki. Lumpur menyebabkan benda tajam itu terbenam dan tidak dapat terdeteksi oleh warga. Lumpur juga menghambat aktivitas warga untuk mencari nafkah.
"Nggak ada yang kerja. Perai(libur) satu bulan. Ada juga yang cuti. Yang nggak kerja kayak yang jualan. Kebanyakan pedagang," ujar Usep.
Usep mengatakan, rumah warga di wilayahnya mengalami sejumlah kerusakan akibat banjir. Ada rumah semipermanen yang sudah bolong pada temboknya, dan jendela atau daun pintu yang rusak. Perangkat elektronik milik warga juga rusak akibat terendam banjir dan lumpur. Warga benar-benar kepayahan dengan banjir kali ini.



www.allyoucanshare.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar