Mahasiswa ITS terus mengeksplorasi sumber
energi alam semesta. Mereka memanfaatkan tenaga surya untuk moda
transportasi laut. Namanya solar boat.
---
PEMAKAIAN energi alternatif memang sudah banyak diaplikasikan. Baik energi gas maupun tenaga matahari. Namun, kebanyakan masih digunakan untuk moda transportasi darat. Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan ITS membuat sesuatu yang berbeda dengan merancang perahu bertenaga surya. Mereka menyiapkannya untuk tantangan bergengsi, yaitu Dong Energy Challenge 2014 di Belanda.
Siapa yang menyangka tanah bertutup seng di pinggir pembuangan sampah kampus ITS ternyata menyimpan temuan istimewa. Di dalamnya tersaji pemandangan yang tidak biasa.
PEMAKAIAN energi alternatif memang sudah banyak diaplikasikan. Baik energi gas maupun tenaga matahari. Namun, kebanyakan masih digunakan untuk moda transportasi darat. Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan ITS membuat sesuatu yang berbeda dengan merancang perahu bertenaga surya. Mereka menyiapkannya untuk tantangan bergengsi, yaitu Dong Energy Challenge 2014 di Belanda.
Siapa yang menyangka tanah bertutup seng di pinggir pembuangan sampah kampus ITS ternyata menyimpan temuan istimewa. Di dalamnya tersaji pemandangan yang tidak biasa.
Yaitu, beberapa perahu berbahan fiber yang
sedang dalam tahap pengerjaan. Kemarin siang (13/1) ada satu perahu
yang menarik. Di sekitarnya ada delapan pemuda yang tengah sibuk. Mereka
bersama-sama mengangkatnya untuk pemeriksaan rutin.
"Ini akan jadi solusi kelangkaan BBM," ujar Candra Endro, salah seorang mahasiswa. Perahu putih itu murni buatan mahasiswa ITS. Mereka adalah Candra Endro, Faiq Farras, Donny Endra, Himawan Wicaksono, Fauzan Fikri, Dimas Kurniawan, Vicky Suyanto, dan Ginanjar Basuki.
"Ini akan jadi solusi kelangkaan BBM," ujar Candra Endro, salah seorang mahasiswa. Perahu putih itu murni buatan mahasiswa ITS. Mereka adalah Candra Endro, Faiq Farras, Donny Endra, Himawan Wicaksono, Fauzan Fikri, Dimas Kurniawan, Vicky Suyanto, dan Ginanjar Basuki.
Mereka menciptakan moda transportasi
perairan dengan bahan bakar alternatif. Delapan mahasiswa tersebut
membuat perahu yang digerakkan dengan tenaga surya.
Perahu cepat itu kemarin dikerjakan di galangan kapal milik alumnus ITS di daerah Kejawan Putih Tambak. "Kami baru saja membuat bodi perahu ini dari fiber," jelas Candra. Mahasiswa angkatan 2010 itu menjelaskan, setelah bodi selesai, panel solar cell akan dipasang di bagian atas perahu tersebut.
Panel surya akan mengubah panas matahari menjadi tenaga listrik. Lalu, energi tersebut disimpan dalam baterai berkapasitas 1 kilowatt. Tenaga listrik itulah yang digunakan sebagai bahan bakar mesin untuk menggerakkan propeller atau baling-baling perahu. Kapal dengan panjang 5 meter dan lebar 1,5 meter tersebut bisa dibilang hemat dan cukup efisien. Kapal itu membutuhkan energi yang sangat sedikit. Hanya dengan 1 kw, kapal dengan tinggi 60 sentimeter tersebut mampu melaju dengan kecepatan 8 knot. Satu knot sama dengan 1.852 kilometer per jam.
Candra yang didapuk menjadi ketua tim mengatakan, solar boat itu mereka targetkan selesai pada April mendatang. Perlombaan diselenggarakan pada 28 Juni 2014. "Kami masih kesulitan mencari dana supaya aman berlaga," jelasnya. Sejauh ini mereka mendapat dana dari beberapa dosen di jurusan.
Perahu cepat itu kemarin dikerjakan di galangan kapal milik alumnus ITS di daerah Kejawan Putih Tambak. "Kami baru saja membuat bodi perahu ini dari fiber," jelas Candra. Mahasiswa angkatan 2010 itu menjelaskan, setelah bodi selesai, panel solar cell akan dipasang di bagian atas perahu tersebut.
Panel surya akan mengubah panas matahari menjadi tenaga listrik. Lalu, energi tersebut disimpan dalam baterai berkapasitas 1 kilowatt. Tenaga listrik itulah yang digunakan sebagai bahan bakar mesin untuk menggerakkan propeller atau baling-baling perahu. Kapal dengan panjang 5 meter dan lebar 1,5 meter tersebut bisa dibilang hemat dan cukup efisien. Kapal itu membutuhkan energi yang sangat sedikit. Hanya dengan 1 kw, kapal dengan tinggi 60 sentimeter tersebut mampu melaju dengan kecepatan 8 knot. Satu knot sama dengan 1.852 kilometer per jam.
Candra yang didapuk menjadi ketua tim mengatakan, solar boat itu mereka targetkan selesai pada April mendatang. Perlombaan diselenggarakan pada 28 Juni 2014. "Kami masih kesulitan mencari dana supaya aman berlaga," jelasnya. Sejauh ini mereka mendapat dana dari beberapa dosen di jurusan.
Mereka juga memperoleh bantuan dari
jurusan serta beberapa sponsor. Untuk pembuatan kapal tersebut, hingga
saat ini mereka menghabiskan sekitar Rp 50 juta. Sementara itu, untuk
pendaftaran, mereka harus merogoh kocek hingga Rp 30 juta. Total dana
untuk membangun perahu tersebut hingga jadi sekitar Rp 100 juta.
Perahu tersebut mereka rancang hanya untuk dikendarai satu orang. Rencananya, mereka bakal mengembangkan perahu cepat itu untuk kebutuhan ekowisata di Surabaya. Sebelum itu, perahu tersebut mereka pakai berlaga pada Dong Energy Challenge 2014 di Belanda.
Yang hebat, mereka merupakan satu-satunya
tim asal Asia Tenggara yang ikut berlaga dalam kontes kapal berbahan
bakar surya tersebut. "Dari Asia hanya kami dan tim dari Tiongkok. Kapal
ini akan kami beri nama Jalapati," tegasnya
Perahu tersebut mereka rancang hanya untuk dikendarai satu orang. Rencananya, mereka bakal mengembangkan perahu cepat itu untuk kebutuhan ekowisata di Surabaya. Sebelum itu, perahu tersebut mereka pakai berlaga pada Dong Energy Challenge 2014 di Belanda.
0 komentar:
Posting Komentar