Banjir bandang yang menimpa Manado merupakan bencana
terdahsyat sejak 2013 hingga saat ini. Bencana tersebut terjadi karena banyak
lahan yang dialihfungsikan.
"Memang banjir sangat dahsyat. Ini besar, seumur hidup
saya baru seperti ini di Manado. 2013 kita punya banjir seperti itu tapi tidak
setinggi seperti itu. Tolak ukur kita kantor Wali Kota," jelas Pakar
Lingkungan Hidup Universitas Sam Ratulangi, Veronica Kumurur, dalam diskusi
Polemik Sindo Radio, di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (18/1/2013).
"Kalau itu terendam karena sudah banyak air ke situ,
letaknya di pinggir sungai, cukup luas, kalau terendam tempat lain terendam.
Tapi tidak seluas sekarang ini, 75 persen area kita terendam,"
lanjutnya.
Bahkan, kata dia, dataran tinggi yang menjadi resapan air
selama ini berubah menjadi tempat pemukiman. Sehingga air sulit diserap dan
berakibat banjir.
"Dalam Desember lalu saya analisis, kawasan di Kota
Manado saat ini banyak aliran sungai di sana, resapan air area bagian Selatan
Manado. Dia itu dataran tinggi dan saya sempat membuat analisa tentang itu saya
temui banyak bentang alam sudah ditebang," jelas dia.
"Padahal topografi demikian sistem drainase alami.
Manado sumber air di situ, kawasan tangkapan air di Kota Manado. Kondisi tidak
baik, gunung ditebang, diganti pemukiman diganti industri dan lain-lain,"
imbuhnya.
0 komentar:
Posting Komentar