Pakar air Universitas
Indonesia (UI), Firdaus Ali, menyatakan bahwa banjir besar yang kembali
terulang di Jakarta saat ini, salah satunya, dipicu kondisi tanah yang
jenuh. Hal itu menyebabkan proses peresapan air menjadi tak optimal.
Selain
itu, kondisi drainase di Jakarta yang buruk pun memperparah keadaan.
Firdaus menjelaskan, seluruh volume air di Jakarta dapat ditampung
melalui dua media, yakni yang mengalir di sungai, dan yang meresap ke
dalam tanah. Dengan kondisi tanah Jakarta yang jenuh, akibatnya hanya 15
persen yang mampu terserap dan sisanya tumpah di permukaan.
"Tanah jenuh, dan hujan terus turun. Akhirnya air mengalir ke mana-mana," kata Firdaus, Kamis (17/1/2013).
Lebih
jauh Firdaus menyampaikan, daya tampung 13 sungai yang terdapat di
Jakarta mencapai 8 juta meter kubik, sedangkan Kanal Banjir Barat (KBB)
sanggup menampung volume air 500.000 meter kubik per detik. Meski
demikian, semua menjadi tidak berlaku saat hujan terus mengguyur tanpa
henti.
Menurut dia, curah hujan di Jakarta saat ini masih
berada di kisaran 95 milimeter, dan di wilayah hulu (Puncak, Bogor)
masih di bawah 75 milimeter. Angka ini jauh dibandingkan hujan yang
mengguyur Jakarta pada 2007 yang mencapai 320 milimeter.
Perlu
diketahui, satu milimeter air hujan di satu meter persegi dapat
menghasilkan air sebanyak satu liter. Dapat dibayangkan, luas Jakarta
yang mencapai 626 kilometer persegi dikali curah hujan saat ini yang
mencapai sekitar 95 milimeter. "Tapi sekarang kan hujan terus menerus.
Air pasang laut juga lagi tinggi sehingga volume menampung air jadi tak
berlaku," ujar Firdaus
Dont forget to visit: allyoucanshare.blogspot.com
Minggu, 16 Februari 2014
FAKTA MENCENANGKAN DIBALIK BANJIR JAKARTA !!!
19.07
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar